RENCANA PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING
A.
Pendahuluan
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa sekolah
bukan hanya sebagai tempat terjadinya transformasi ilmu pengetahuan dan
kebudayaan melainkan juga sebagai wadah untuk pengembangan krakter dan
kepribadian anak didik. Namun demikian, proses tersebut tidak selamnya berjalan
sebagaimana mestinya. Adakalanya mereka menghadapi berbagai hambatan, sehingga
tidak mampu berkembang, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan
mendasar yang sedang dialami.
Ada beberapa masalah seperti persepsi negatif
terhadap diri sendiri, ketidak mampuan dalam menyesuaikan diri, perkelahian,
kekecewaan, perasaan terasing dan kesepian, atau pelanggaran terhadap aturan
sekolah, dll. Untuk mengatasi hambatan tersebut diperlukan upaya konseling
untuk membantu mengataso masalah siswa.
B.
Pelaksanaan
a.
Sasaran layanan :
Siswa kelas X.5
b.
Waktu :
2 x 60
menit
c.
Topik /
Materi : mengurangi konflik yang terjadi
pada siswa
d.
Bidang bimbingan :
Pribadi dan Sosial
e.
Fungsi layanan
: pencegahan dan pengembangan
f.
Jenis layanan :
konseling kelompok
g.
Indikator : 1.
Proses
-
Mengidentifikasi
konflik yang ada pada diri siswa
-
Mengidentifikasi
kemampuan siswa dalam
mengenali dan mengelolah secara efektif situasi konflik yang dialaminya .
2.
Hasil
-
siswa
terampil dalam mengenal dan mengelolah konflik.
-
Siswa mengenal cara-cara dalam menangani
konflik.
h.
Metode : Diskusi, penugasan.
i.
Alat dan perlengkapan :
Absen, kertas, pulpen
j.
Penilaian
: a. penilaian
proses
-
reaksi
siswa ketika dihadapkan pada suatu konflik
b.
Penilaian hasil
-
Cara siswa dalam mengurangi
konflik yang dialami
k.
Lampiran
1.
Uraian
kegiatan (skenario) :
Uraian Kegiatan
|
Tahap – Tahap
|
Waktu
|
A. Pendahuluan
B. Inti Materi
C. Penutup
|
a. Berdo’a
b. Absensi
c. Menyampaikan inti dari tujuan bimbingan
a. Guru BK membagi kelompok, tiap
kelompok dengan anggota 8-10 orang.
b. Guru menanyakan kepada beberapa orang siswa tentang pengertian konflik.
c. Guru kemudian menjelaskan sambil bertanya jawab tentang faktor penyebab terjandinya
konflik, dan akibat dari adanya konflik tersebut.
d. Usai memberikan materi, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mebuat suatu
jaringan konflik dan jaringan damai melalui pengungkapan pikiran dan perasaan
temannya.
e. Kemudian guru meminta pada siswa untuk
membuat suatu daftar “apa yang membuat saya marah”, dan siswa kemudian
diminta untuk mendiskusinkan perasaan mereka untuk setiap situasi mulai dari
tingkat rendah hingga pada satu titik tertinggi.
f. Selanjutnya siswa diminta untuk
mendiskusikan kembali cara-cara positif dalam menghilangkan kemarahan dan
konflik dengan merancang dan menegmbangkan sejumlah upaya untuk tetap tenang
ketika marah.
a. Tahap selanjutnya adalah, siswa
ditugaskan untuk meringkas dan meninjau kembali segala yang telah dilakuakan
(dipelajari) melalui kegiatan diskusi tersebut .
b. Mengakhiri
dengan mengucapkan salam kepada siswa.
|
5 menit
40 menit
15 menit
|
Makassar , 20 April 2012
Kepala Sekolah Konselor
St. Hasna B. S.Pd,M.Pd
Muhammad Hasratul
NIP. 19611231 1923456 1 131 NIM. 094 404 061
“ Penanganan Konflik ”
Pengertian konflik
Konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang, kelompok atau organisasi, mengingat adanya berbagai macam perkembangan dan perubahan dalam bidang manajemen, maka adalah rasional untuk menduga akan timbulnya perbedaan-perbedaan pendapat keyakinan-keyakinan serta ide-ide.
Faktor penyebab konflik
§ Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
§ Perbedaan latar belakang kebudayaan
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
§ Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
Akibat dari konflik itu sendiri
Hasil dari sebuah
konflik adalah sebagai berikut :
- meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
- keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
- perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.
- kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
- dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar