Selasa, 19 Juni 2012

RENCANA PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING


RENCANA PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING

A.           Pendahuluan
Pada dasarnya setiap manusia cenderung untuk mengembangkan dirinya sendiri menjadi lebih baik, lebih matang dan lebih mantap.  Namun kecenderungan seseorang untuk menimbulkan kemampuannya tidak terwujud begitu saja, tanpa ada upaya untuk pengembangan kepribadian yang dimilikinya, karena setiap manusia memiliki kemampuan dan keunikan tersendiri.  Sejauh mana kepribadian  terwujud sangat ditentukan oleh seberapa jauh lingkungan mendorong untuk perkembangan terhadap konsep diri seseorang dan seberapa jauh seseorang tersebut merasa dirinya perlu belajar agar lebih baik lagi.
Untuk itu penting diketahui apakah perkembangan pribadi seseorang  sudah mencapai tingkat optimal atau kematangan. Hal ini dapat diketahui dengan cara mengenal dirinya.  Mengenal diri sendiri berarti memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat, yaitu menyadari kelebihan/keunggulan yang dimiliki maupun kekurangan/ kelemahan yang ada pada diri sendiri.  Dengan mengenal diri sendiri secara tepat akan diketahui konsep diri yang tepat pula, dengan berupaya mengembangkan yang positif dan mengatasi/ menghilangkan yang negatif.


B.            Pelaksanaan
a.         Sasaran layanan                         :  Siswa kelas XI.1
b.         Waktu                                        :  1 x 60 menit
c.         Topik / Materi                            :  Konsep diri siswa
d.        Bidang bimbingan                     :  Pribadi dan Sosial
e.         Fungsi layanan                           :  Pemahaman dan pengembangan
f.          Jenis layanan                              :  Bimbingan kelompok
g.         Indikator                                    :    1.    Proses
-          Mengidentifikasi kelemehan diri siswa
-          Mengidentifikasi bagaimana menerima kekurangan dan kelebihan yang dimiliki
2.      Hasil
-          Siswa dapat memahami dan mengenali dirinya serta mampu mengembangkan kemampuannya.
-          Siswa mampu mengembangkan kepribadian diri secara optimal.
h.         Metode                                                  :  Diskusi, tanya jawab, penugasan
i.           Alat dan perlengkapan              :  Absen, white board, spidol, kertas lembar penugasan
j.           Penilaian                                    :  a.    penilaian proses
           -      siswa aktif dalam diskusi
b.     Penilaian hasil
-            Siswa dapat mengembangkan kemampuan setelah mengetahui konsep dirinya








k.         Lampiran  
1.      Uraian kegiatan (skenario)                  :
Uraian Kegiatan
Tahap – Tahap
Waktu
A.  Pendahuluan



B.  Inti Materi

















C.  Penutup

a.     Berdo’a
b.     Absensi
c.     Mempersiapkan materi untuk ditayangkan di kelas.
d.    Mempersiapkan lembar penugasan perseorangan. 
e.     Menyampaikan inti dari tujuan bimbingan

a.    Guru BK menanyakan kepada beberapa orang siswa tentang pengertian pengenalan diri atau konsep diri, mencatat secara ringkas di papan tulis secara berurutan pendapat siswa.
b.    Guru merangkum pendapat dari beberapa siswa tersebut, kemudian menayangkan pengertian pengenalan diri atau konsep diri.
c.    Guru kemudian menjelaskan sambil bertanya jawab tentang tujuan dan mengapa konsep diri diperlukan, bagaimana penbentukan dari pada konsep diri itu sendiri serta penerapan konsep diri dalam kegidupan sehari-hari.
d.   Usai memberikan materi, guru memberikan tugas kepada semua siswa untuk mengisi lembar penugasan perorangan tentang deskripsi diri secara jujur (tidak perlu menuliskan nama).  Selanjutnya dibahas dalam kelompok.
e.    Guru  membagi kelompok, tiap kelompok dengan anggota  8-10 orang. Hasil pekerjaan individu dikumpulkan, selanjutnya diserahkan kembali kepada masing-masing siswa secara acak
f.     Secara bergiliran peserta membacakan lembar tugas tentang konsep diri.
g.    Selanjutnya peserta  mendiskusikannya secara kelompok , misalnya bagaimana kira-kira reaksi peserta lain dalam kelompok ketika salah satu peserta mengemukakan kekuatan dan kelemahan dirinya ?
a.    Menyampaikan rangkuman.
b.    Mengakhiri dengan mengucapkan salam kepada siswa.

10 menit





45 menit


























15 menit







Makassar , 20 April 2012
   Kepala Sekolah                                                                                    Konselor


 St. Hasna B. S.Pd,M.Pd                                                            Muhammad Hasratul
         NIP. 19611231 1923456 1 131                                                        NIM. 094 404 061





KONSEP DIRI

Pengertian
Menurut John Robert Powers (1977),  konsep diri adalah ‘kesadaran dan pemahaman terhadap dirinya sendiri yang meliputi ; siapa aku, apa kemampuanku, apa kekuranganku, apa kelebihanku, apa perananku, dan apa keinginanku’. Konsep diri menjadi dasar perilaku hidup sehari-hari yang disadari. Kesadaran dan pemahaman akan dirinya semakin mencerminkan prinsip hidup dan kehidupannya.

Pentingnya Konsep Diri
Setiap orang perlu mengetahui dan memahami dirinya serta mampu menumbuhkan dan mengembangkan kemampuannya. Setelah seseorang mengetahui dirinya, maka terbentuklah sikap dan perilaku dalam menentukan arah dan prinsip hidup yang diinginkan. Seseorang yang mempunyai konsep diri, dapat menilai dirinya dalam menjalankan peranan hidup berkeluarga atau dalam masyarakat tanpa merasa lebih atau kurang terhadap kemampuan dan bersikap kepada orang lain. Perilaku seseorang dalam kehidupan bermasyarakat merupakan faktor yang  menentukan, dengan demikian ‘konsep diri’ seseorang bukan suatu yang langsung jadi, melainkan diperoleh dan dibentuk melalui pendidikan, pengalaman serta pengaruh lingkungan.

Proses Pembentukan Konsep Diri
ü  Ketika lahir seseorang belum memiliki konsep diri, namun konsep diri mulai berkembang sejak lahir dengan melalui proses penginderaan (sensation) dan perasaan (feelings) yang datang dari dalam diri atau dari lingkungan. Pengalaman dini terhadap rasa senang, sakit, disenangi, atau ditolak membentuk konsep dasar bagi perkembangan konsep diri dimasa yang akan datang.
ü  Pengetahuan, harapan, dan penilaian yang membentuk konsep diri terutama hasil interaksi dengan orang lain. Orang tua merupakan figur yang paling berperan dalam pembentukan  konsep diri seseorang.
ü  Adapun teman sebaya merupakan figur kedua setelah orangtua yang mempengaruhi terhadap konsep diri dan masyarakat yang juga berperan dalam pembentukan konsep diri.
ü  Faktor yang penting dalam pembentukan konsep diri adalah melalui belajar.  Karena konsep diri merupakan produk belajar, permasalahan yang timbul selama proses belajar dapat mengganggu perkembangan konsep diri.  Permasalahan umum yang muncul yaitu, mendapat umpan balik yang tidak tepat dan umpan balik yang tidak konsisten.





Konsep diri mencakup 3 aspek, yaitu :
(1)   pengetahuan, (2) harapan diri, (3) penilaian diri.

Pengetahuan :
Adalah apa yang kita ketahui tentang diri kita, mencakup :
-          Identitas formal
-          Kualitas pribadi
-          Merupakan perbandingan antara kita dengan orang lain
-          Ekspresi verbalnya ‘saya adalah …………….. ‘
Harapan :
-          Merupakan idealisme mengenai diri seseorang
-          Karakteristik pribadi
-          Merupakan tujuan dari proses pembentukan jati diri seseorang
-          Ekspresi verbalnya  ‘saya seharusnya dapat  menjadi …………’
Penilaian diri :
Merupakan proses perbandingan atau pengukuran antara ‘saya saat ini’  dengan harapan tentang ‘diri saya yang akan datang ‘.  Hasil perbandingan ini menjadi gambaran atas penghargaan diri sendiri :
-          Semakin besar perbedaan antara ‘saya saat ini’ dengan ‘saya seharusnya menjadi apa’, berarti semakin rendah penghargaan terhadap dirinya.
-          Semakin seseorang merasa dapat mencapai standar atau harapan-harapannya, ia akan merasa nyaman dan menyukai dirinya, maka semakin tinggi penghargaan terhadap diri sendiri.

Perubahan Konsep Diri dan Penerapannya Dalam Kehidupan Sehari-hari
Perubahan konsep diri :
Seperti telah diuraikan di atas, konsep diri merupakan informasi tentang diri seseorang, dan lebih bersifat subyektif.  Dalam konsep diri memuat perkiraan mengenai apa yang akan terjadi dimasa mendatang, dan berusaha untuk bisa mewujudkannya.  Perkiraan tersebut sebenarnya bisa negatif atau kurang tepat, dan seseorang dapat mengubahnya sehingga menghasilkan konsep diri yang baru dan menyenangkan.
Tahapan untuk mengubah konsep diri sebagai berikut :
1.      Tetapkan perubahan yang akan dicapai
2.      Dapatkan umpan balik dari orang lain
3.      Perbaiki cara pandang terhadap diri sendiri
4.      Perbaiki cara berbicara terhadap diri sendiri

Penerapan konsep diri dalam kehidupan sehari-hari :
Dalam bermasyarakat kita menghadapi berbagai sikap dan perilaku yang berbeda-beda.  Penerapan konsep diri tergantung kepada dirinya sendiri, antara lain :
1)      Dapat menyadari kelemahan dan kekurangannya
2)      Pandai mengendalikan diri
3)      Tenggang rasa
4)      Berusaha jujur terhadap diri sendiri serta menyadari peranannya

Contoh :
a.       Mengambil keputusan tanpa mempelajari dan mempertimbangkan kenyataan yang sesungguhnya akan berakibat keputusan yang diambil kurang tepat.  Dengan kata lain orang yang mempunyai konsep diri positif akan  mengambil keputusan tanpa emosional.
b.      Orang yang mempunyai sifat ‘mau menang sendiri’ (egois) tidak mau merubah diri untuk tidak egois.  Orang tersebut tidak mampu merubah dirinya atau merubah konsep dirinya yang negatif.

Jadi konsep diri terbentuk melalui proses dimana seseorang telah dapat menemukan jati diri, mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya.  Kemudian mampu menerima dirinya sebagai suatu kenyataan.  Dengan kesadaran dan penerimaan ini seseorang mampu memperbaiki kekurangan sehingga mempunyai konsep diri yang positif.  Untuk mendukung konsep diri tersebut, seseorang perlu memiliki sikap percaya diri. Sikap percaya diri merupakan sikap seseorang yang memiliki keyakinan teguh akan tindakannya, mampu menyatakan perasaan dan pendapatnya tanpa menyakiti perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain.
Seseorang yang bersikap percaya diri mengakui dua hal, yaitu ; (1) dirinya mempunyai hak dan perasaan, (2) orang lain juga mempunyai hak dan perasaan. Menyadari kedua hal tersebut, seseorang tidak boleh menyakiti perasaan orang lain atau melanggar hak orang lain.  Sifat percaya diri mudah dikatakan namun sulit dilaksanakan karena umumnya individu kurang yakin pada dirinya masing-masing.  Sikap tersebut sudah berakar sehingga membutuhkan waktu dan tekad untuk merubahnya.  Kita harus berani menyatakan perasaan dan pendapat sepanjang tidak menyakiti orang lain.  Pendapat mungkin salah, namun lebih baik dikemukakan untuk kemudian dibicarakan dan diperbaiki. Seseorang yang memiliki percaya diri : lebih baik bertindak meskipun kemungkinan salah yang kemudian diselesaikan, daripada diam menerimanya  dengan bersungut-sungut di belakang (ngomel).


ANGKET IDENTIFIKASI MASALAH SISWA


ANGKET IDENTIFIKASI MASALAH SISWA
Salah satu aspek yang cukup penting dari pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah pelayanan himpunan data. Yang dimaksud pelayanan himpunan data disini ialah upaya untuk memperoleh data atau bahan keterangan sebanyak mungkin tentang peserta didik.
Dalam pelayanan himpunan data ini disebarkan insterumen berupa angket yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah siswa. Setelah data tentang masalah siswa terkumpul maka lebih perlu di analisis lebih lanjut, sehingga dapat diidentifikasi aspek-aspek masalah siswa. Informasi yang diperoleh dari hasil analisis angket tersebut akan memberikan arah untuk memecahkan masalah yang dihadapi siswa.
   A.    TUJUAN
v  Untuk memudahkan individu siswa mengemukakan masalah yang pernah dan dan sedang dialaminya
v  Untuk mensistematisasi jenis-jenis masalah yang ada pada individu siswa, agar memudahkan analisis, sintesis dengan data yang diperoleh dengan cara atau alat yang lainnya.
v  Untuk menyarankan suatu prioritas program layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan masalah individu.
v  Untuk mengetahui intensitas masalah yang menonjol yang sedang dialami siswa
   B.     MASALAH YANG DI UNGKAP
v  Masalah kesehatan                                                                      ( 1-10)
v  Masalah ekonomi keluarga                                                        ( 11-20)
v  Masalah waktu senggang / rekreas                                            ( 21-30)
v  Masalah hubungan dengan teman sebaya                              ( 31-40)
v  Masalah keyakinan                                                                      ( 41-50)
v  Masalah pola asuh dalam keluarga                                          ( 51-60)
v  Masalah masa depan                                                                   (61-70)
v  Masalah hubungan dengan kehidupan sekolah                     (71-80)
v  Masalah hubungan dengan guru                                               (81-90)
v  Masalah kebiasaan belajar                                                         ( 91-  100)
v  Masalah motivasi belajar                                                            ( 101 – 110)
v  Masalah percintaan                                                                      (111-120)

ANGKET
ANGKET IDENTIFIKASI MASALAH SISWA
PETUNJUK
1.      Tulislah identitas anda pada tempat yang telah disediakan
2.      beri tanda X pada salah satu dari 4 (empat) pilihan jawaban yang tersedia
3.      keempat pilihan tersebut adalah:
S = SERING
J = Jarang
HT = Hampir Tidak Pernah
TP = Tidak Pernah
4.     
TANDA TANGAN
 
periksalah kembali pekerjaananda jika sudah selesai. Setelah yakin betul sudah selesai baru di kumpulkan
SEKOLAH           : SMAN 22 MAKASSAR
NAMA                  : DIMAS
NIS                       :66389
KELAS                 : XI IPA 1
No
Pernyataan
Alternatif Jawaban
S
J
HT
TP
1
Sering sakit
S
J
HT
TP
2
Jantung sering berdebar-debar
S
J
HT
TP
3
Sering pusing
S
J
HT
TP
4
Merasa sering terganggu
S
J
HT
TP
5
Perut sering terganggu
S
J
HT
TP
6
Sukar tidur
S
J
HT
TP
7
Merasa lelah dan tidak bersemangat
S
J
HT
TP
8
Sering bermimpi yang menakutkan
S
J
HT
TP
9
Mempunyai penyakit yang menular
S
J
HT
TP
10
Kurang bahagia karena cacat jasmani/rohani
S
J
HT
TP
11
Uang sekolah tidak terbayar oleh orang tua
S
J
HT
TP
12
Kekurangan biaya untuk membeli alat sekolah/buku pelajaran
S
J
HT
TP
13
Kekurangan pakaian untuk sekolah
S
J
HT
TP
14
Penghasilan orang tua tidak cukup untuk hidup sehari-hari
S
J
HT
TP
15
Makanan sehari-hari kurang memenuhi syarat kesehatan
S
J
HT
TP
16
Ibu terpaksa ikut mencari nafkah
S
J
HT
TP
17
Disamping sekolah juga bekerja mencari nafkah
S
J
HT
TP
18
Setelah tamat SMA terpaksa tidak melanjutkan
S
J
HT
TP
19
Mengalami korban perasaan karena sekolah/hidupnya ditanggung oleh orang lain ( bukan orang tua sendiri)
S
J
HT
TP
20
Sering menerima pemberian/ajakan teman karena uang saku kurang
S
J
HT
TP
21
Di rumah tidak mempunyai waktu untuk menghibur diri
S
J
HT
TP
22
Merasa sulit memilih bentuk hiburan yang sehat
S
J
HT
TP
23
Merasa tidak diberi kesempatan berekreasi keluar rumah
S
J
HT
TP
24
Tidak dapat menggunakan waktu terluang secara sehat
S
J
HT
TP
25
Pelajaran terganggu
S
J
HT
TP
26
Sukar membatasi membaca buku hiburan/majalah/komik
S
J
HT
TP
27
Sukar membatasi nonton film/TV
S
J
HT
TP
28
Merasa sulit untuk meninggalkan hobi yang kurang sehat
S
J
HT
TP
29
Trpaksa melakukan hobi/menghibur diri secara sembunyi-sembunyi
S
J
HT
TP
30
Pernah merasa menyesal yang mendalam karena hobi/menghibur diri yang kurang sehat
S
J
HT
TP
31
Dalam pergaulan merasa rendah diri
S
J
HT
TP
32
Merasa sukar untuk memulai pekerjaan
S
J
HT
TP
33
Merasa diabaikan oleh kawan-kawan
S
J
HT
TP
34
Merasa sukar menyesuaikan diri
S
J
HT
TP
35
Merasa mudah tersinggung
S
J
HT
TP
36
Merasa mudah dipercaya oleh teman-teman
S
J
HT
TP
37
Merasa ingin selalu kuasa menang sendiri
S
J
HT
TP
38
Merasa diancam oleh teman-teman
S
J
HT
TP
39
Merasa tidak bebas memilih teman-teman
S
J
HT
TP
40
Pernah dicemarkan oleh teman
S
J
HT
TP
41
Sulit untuk melakukan ibadah secara teratur/khidmat
S
J
HT
TP
42
Ingin pindah agama
S
J
HT
TP
43
Sering mempunyai dorongan untuk berdusta/berbuat tidak jujur
S
J
HT
TP
44
Sering tidak sadar mengambil barang milik orang lain
S
J
HT
TP
45
Merasa sering menyakiti orang lain
S
J
HT
TP
46
Sering merasa irih hati terhadap orang lain
S
J
HT
TP
47
Sering lupa mengembalikan barang pinjaman
S
J
HT
TP
48
Sering mempunyai dorongan untuk melanggar peraturan
S
J
HT
TP
49
Sering terganggu dengan perasaan yang aneh
S
J
HT
TP
50
Merasa puas bila ada orang lain yang menderita
S
J
HT
TP
51
Merasa dimanja oleh orang tua
S
J
HT
TP
52
Merasa diabaikan oleh orang tua
S
J
HT
TP
53
Tidak hidup bersama orang tua
S
J
HT
TP
54
Tidak pernah bergembira bersama orang tua
S
J
HT
TP
55
Sering ditinggal pergi oleh orang tua
S
J
HT
TP
56
Sering terjadi salah paham/pertentangan dengan orang tua
S
J
HT
TP
57
Merasa tidak tahan lama/jemu di rumah
S
J
HT
TP
58
Merasa tidak puas dengan keadaan
keluarga sekarang
S
J
HT
TP
59
Keluarga hidup berantakan (perceraian, meninggal dunia, permaduan, cekcok)
S
J
HT
TP
60
Ingin mengetahui bakat dan kemampuan yang sebenarnya
S
J
HT
TP
61
Ada anggota keluarga yang sangat kerinduan
S
J
HT
TP
62
Merasa sulit menyesuikan cita-cita dengan kemampuan/bakat
S
J
HT
TP
63
Cita-cita tidak sesuai dengan harapan orang tua
S
J
HT
TP
64
Belum mempunyai cita-cita/pandangan masa depan yang jelas
S
J
HT
TP
65
Merasa kecil hati menghadapi masa depan
S
J
HT
TP
66
Merasa bingun setelah tamat akan melanjutkan atau bekerja
S
J
HT
TP
67
Sulit untuk memilih jurusan/program yang tepat
S
J
HT
TP
68
Sulit untuk memilih pekerjaan/jabatan yang cocok
S
J
HT
TP
69
Merasa tidak ada yang mendorong untuk mencapai cita-cita
S
J
HT
TP
70
Cita-cita menjadi hancur karena pengalaman
S
J
HT
TP
71
Merasa malas untuk sekolah
S
J
HT
TP
72
Ingin pindah sekolah
S
J
HT
TP
73
Ingin pindah kelas
S
J
HT
TP
74
Merasa tidak tahan lama di kelas/sekolah
S
J
HT
TP
75
Merasa tertekan oleh peraturan sekolah
S
J
HT
TP
76
Merasa dimusuhi guru
S
J
HT
TP
77
Merasa diperlakukan tidak adil di sekolah
S
J
HT
TP
78
Sering melarikan diri dari sekolah/kelas
S
J
HT
TP
79
Karena pribadi salah seorang guru menyebabkan pelajaran sulit ditangkap
S
J
HT
TP
80
Merasa tidak ada gunanya bersekolah
S
J
HT
TP
81
Pelajaran di sekolah terlalu berat bagiku
S
J
HT
TP
82
Pelajaran di sekolah semakin lama semakin membosankan
S
J
HT
TP
83
Guru terlalu cepat menerangkan
S
J
HT
TP
84
Terlalu banyak pekerjaan rumah
S
J
HT
TP
85
Suara guru terlalu pelan/tidak jelas
S
J
HT
TP
86
Merasa putus asa karena sering memperoleh nilai kurang
S
J
HT
TP
87
Lebih senang berhadap pelajaran bahasa daripada yang lain
S
J
HT
TP
88
Lebih senang berhadap pelajaran ilmu pasti dan pengetahuan alam daripada yang lain
S
J
HT
TP
89
Lebih senang tehadap pelajaran-pelajaran ilmu sosial daripada yang lain
S
J
HT
TP
90
Ada satu/beberapa pelajaran yang merupakan momok/menakutkan bagiku
S
J
HT
TP
91
Sulit untuk belajar teratur
S
J
HT
TP
92
Sulit untuk memulai belajar
S
J
HT
TP
93
Sukar untuk memusatkan perhatian (berkonsentrasi) pada waktu belajar
S
J
HT
TP
94
Lekas merasa lelah/pusing/bosan kalau belajar
S
J
HT
TP
95
Pada waktu belajar sering mengalami gangguan dari teman/keluarga/hal-hal lain
S
J
HT
TP
96
Sukar balajar bila tidak sambil makan makanan/ membaca komik/ mendebgarkan radio dan sebagainya
S
J
HT
TP
97
Tempat belajar selalu berpindah-pindah
S
J
HT
TP
98
Belajar sambil tiduran
S
J
HT
TP
99
Merasa bahwa yang dipelajari mudah sekali hilang
S
J
HT
TP
100
Sulit untuk dapat belajar bersama teman/ saudara
S
J
HT
TP
101
Pada waktu ulangan umum sering merasa sakit
S
J
HT
TP
102
Pada waktu ulangan sering merasa perut sakit/ ingin buang air
S
J
HT
TP
103
Sering timbul rasa kurang percaya diri terhadap pekerjaan sendiri
S
J
HT
TP
104
Kurang teliti dalam mengerjakan ulangan
S
J
HT
TP
105
Sering merasa putus asa pada waktu ulangan
S
J
HT
TP
106
Pada waktu ulangan merasa diawasi oleh guru
S
J
HT
TP
107
Hasil ulangan sering tidak sesuai dengan hasil yang dibayangkan sebelumnya
S
J
HT
TP
108
Ulangan merupakan siksaan bagiku
S
J
HT
TP
109
Sering terpaksa tidak masuk/ lari dari sekolah karena takut ulangan
S
J
HT
TP
110
Sering merasa bahwa waktu yang disediakan untuk mengerjakan ulangan terlalu banyak
S
J
HT
TP
111
Merasa mulai mencintai seseorang
S
J
HT
TP
112
Merasa mulai dicintai seseorang
S
J
HT
TP
113
Merasa diganggu oleh seseorang
S
J
HT
TP
114
Pernah dikecewakan oleh seseorang
S
J
HT
TP
115
Pilihanku tidak sesuai dengan pilihan orang tua
S
J
HT
TP
116
Terpaksa bercinta sembunyi-sembunyi
S
J
HT
TP
117
Sering terganggu oleh rasa cemburu
S
J
HT
TP
118
Sering merasa khawatir terhadap akibat dari adegan/ acara percintaan
S
J
HT
TP
119
Merasa terpengaruh sekali oleh adegan seks dalam buku-buku/ VCD
S
J
HT
TP
120
Lebih senang bermesra-mesraan denganjenis kelamin yang sama
S
J
HT
TP


  
    C.    SKORING DATA
v  Pada jawaban TP ( TIDAK PERNAH ) = 0
v  Pada jawaban HT ( HAMPIR TAK PERNAH ) = 1
v  Pada jawaban J ( JARANG ) = 2
v  Pada jawaban S ( SERING ) = 3
  
    D.    CARA ANALISIS
1.      Analisis data
Setelah angket disebarkan kepada siswa dan kemudian di skor sesuia dengan scoring data diatas maka lebih lanjut data ditabulasikan sebagai berikut:
a.      Tabulasi data
Tabulasi data identifikasi masalah siswa ini adalah berupa skors mentah. Table tabulasi data tentang identifikasi masalah siswa dimaksud berisikan kolom-kolom sebagai berikut : (1) Nomor urut (2) kode nama siswa (3) jenis kelamin (4) Kelas (5) sampai (16) aspek –aspek masalah 1-12.
b.      Konversi skor mentah ke persentil
Mengubah skors mentah menjadi skors persentil atau konversi skors mentah ke skors standar dapat dilakukan dengan menggunakan formula berikut


                                                                     SKORS MENTAH
      SKORS PERSENTIL =                                                                      X 100%
                                                   SKORS MAKSIMAL
                   Keterangan :
v  Skors maksimal dari masing-masing aspek adalah 30 (didapat kan dari 3x10)
v  3 adalah skor tertinggi (maksimal) yang diberikan pada gradasi yang paling baik.
v  10 adalah jumlah butir atau item masing-masing aspek masalah.

c.       Persentil klasifikasi intensitas masalah siswa
Persentil klasifikasi intensitas masalah siswa didasarkan pada acuan eksternal dengan menggunakan pedoman ideal teorotik sebagai berikut:

Xi-0,5SDi – Xi 3 SDi      = 58-100 = SANGAT BERMASALAH (SaB)
Xi-0,5SDi – Xi 0,5 SDi   = 42-57 = SUDAH BERMASALAH (SuB)
Xi-0.3SDi – Xi-0.5SDi    = 0-41 = BELUM BERMASALAH (BeB)

KETERANGAN :
Xi             = rata-rata (mean) ideal
SDi          = simpangan baku (SD) ideal.


ANALISIS DARI ANGKET YANG TELAH DIISI OLEH SISWA
Nama                   : DIMAS
KELAS               : XI IPA 1
SEKOLAH         : SMAN 22 MAKASSAR

SKORING DATA ANGKET ( SKOR MENTAH )
v  Masalah kesehatan                                                  ( 14 )
v  Masalah ekonomi keluarga                                     ( 3 )
v  Masalah waktu senggang / rekreas                         ( 9 )
v  Masalah hubungan dengan teman sebaya              ( 12)
v  Masalah keyakinan                                                 ( 11 )
v  Masalah pola asuh dalam keluarga                         ( 9 )
v  Masalah masa depan                                               ( 18 )
v  Masalah hubungan dengan kehidupan sekolah      (4 )
v  Masalah hubungan dengan guru                             ( 13 )
v  Masalah kebiasaan belajar                                      ( 14 )
v  Masalah motivasi belajar                                        ( 7 )
v  Masalah percintaan                                                 ( 9 )
 
    A.    TABULASI DATA SKOR MENTAH
Table 1
NO
NAMA
JK
KLS
ASPEK MASALAH SISWA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1
DIMAS
L
XI IPA 1
14
3
9
12
11
9
18
4
13
14
7
9



















KETERANGAN :
Kolom (1) : nomor urut, kolom (2) : nama siswa,kolom (3) : jenis kelamin, kolom (4) kelas, kolom (5) sampai ( 16 ) : aspek masalah siswa ( 1 – 12 )

    B.     KONVERSI SKOR MENTAH KE PERSENTIL
     Mengubah skors mentah menjadi skors persentil atau konversi skors mentah ke skors standar dapat dilakukan dengan menggunakan formula berikut

                                                                     SKORS MENTAH
      SKORS PERSENTIL =                                                                      X 100%
                                                   SKORS MAKSIMAL
                   Keterangan :
v  Skors maksimal dari masing-masing aspek adalah 30 (didapat kan dari 3x10)
v  3 adalah skor tertinggi (maksimal) yang diberikan pada gradasi yang paling baik.
v  10 adalah jumlah butir atau item masing-masing aspek masalah.


SUSUNAN PERINGKAT PERSENTIL UNTUK SEMUA ASPEK MASALAH
Table 2
Skor mentah
Persentil
Skor mentah
Persentil
Skor mentah
persentil
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21

100
97
93
90
87
83
80
77
73
70
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
67
63
60
57
53
50
47
43
40
37
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
33
30
27
23
20
17
13
10
7
3
          
Keterangan                :
           Skor mentah pada table  1 dikonversikan ke persentil dengan cara mencocokkan skor mentah pada bagian kiri table lurus mandatar  ke samping kanan. Jadi hasilnya ada di table 3.          






                        JADI :
Table 3
NO
NAMA
JK
KLS
ASPEK MASALAH SISWA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1
DIMAS
L
XI IPA 1
47
10
30
40
37
30
60
13
43
47
23
30
                       
            KETERANGAN :
Skor mentah yang didapatkan oleh DIMAS dari masalah 1 sampai 12 secara berturut-turut adalah : 14, 3, 9, 12, 11, 9, 18, 4, 13, 14, 7, 9. ( table 1 )  Skor mentah ini kemudian dikonversikan dengan persentil masing-masing aspek masalah dari aspek 1 sampai 12 secara berturut-turut adalah : 47, 10, 30, 40, 37, 30, 60, 13, 43, 47, 23, 30. ( table 2 ).
     C.    PERSENTIL KLASIFIKASI INTENSITAS MASALAH SISWA
Persentil klasifikasi intensitas masalah siswa didasarkan pada acuan eksternal dengan menggunakan pedoman ideal teorotik sebagai berikut:
              Xi-0,5SDi – Xi 3 SDi     = 58-100 = SANGAT BERMASALAH (SaB)
              Xi-0,5SDi – Xi 0,5 SDi  = 42-57 = SUDAH BERMASALAH (SuB)
              Xi-0.3SDi – Xi-0.5SDi   = 0-41 = BELUM BERMASALAH (BeB)

              KETERANGAN :
              Xi                        = rata-rata (mean) ideal
              SDi                      = simpangan baku (SD) ideal.

                                                                                                              
JADI HASILNYA ADALAH :
47             : SUDAH BERMASALAH
10             : BELUM BERMASALAH
 30            : BELUM BERMASALAH
 40            : BELUM BERMASALAH
 37            : BELUM BERMASALAH
 30            : BELUM BERMASALAH
 60            : SANGAT BERMASALAH
 13            : BELUM BERMASALAH
 43            : SUDAH BERMASALAH
 47            : SUDAH BERMASALAH  
 23            : BELUM BERMASALAH
 30            : BELUM BERMASALAH

Table 4
NO
NAMA
JK
KLS
ASPEK MASALAH SISWA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1
DIMAS
L
XI IPA 1
SUB
BEB
BEB
BEB
BEB
BEB
SAB
BEB
SUB
SUB
BEB
BEB

KETERANGAN :
SAB         : SANGAT BERMASALAH
SUB         : SUDAH BERMASALAH
BEB         : BELUM BERMASALAH




      E .     INTERPRETASI
                             Pembahasan hasil analisis intensitas masalah siswa
a.       Sangat bermasalah ( SAB )

         Berdasarkan table 4 menunjukkan bahwa intensitas masalah DIMAS kelas XI IPA 1 yang sangat menonjol ( sangat bermasalah ) terlihat 1 dari aspek masalah yang tertinggi yaitu MASALAH MASA DEPAN yakni 60%.

b.      Sudah bermasalah ( SUB )

         Berdasarkan table 4 menunjukkan bahwa masalah DIMAS yang sangat menonjol ( SUDAH BERMASALAH ) terlihat  3 dari aspek masalah yang tertinggi secara berturut-turut adalah aspek MASALAH KESEHATAN, MASALAH KEBIASAAN BELAJAR, MASALAH HUBUNGAN DENGAN GURU.

JADI :

v  Dengan hasil analisis tersebut guru pembimbing memberikan pembinaan khusus  terutama pada masalah masa depan dan kebiasaan belajar dan kesehatan
v  Diharapkan agar data angket tentang identifikasi masalah siswa ini dapat dipergunakan untuk membantu staf bimbingan dan konseling di sekola.
v  Dengan masalah yang sangat menonjol tersebut staf bimbingan dan konseling diharapakan mengadakan program bimbingan dan konseling.