RENCANA PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING
A.
Pendahuluan
Pada dasarnya setiap manusia cenderung untuk
mengembangkan dirinya sendiri menjadi lebih baik, lebih matang dan lebih
mantap. Namun kecenderungan seseorang
untuk menimbulkan kemampuannya tidak terwujud begitu saja, tanpa ada upaya
untuk pengembangan kepribadian yang dimilikinya, karena setiap manusia memiliki
kemampuan dan keunikan tersendiri.
Sejauh mana kepribadian terwujud
sangat ditentukan oleh seberapa jauh lingkungan mendorong untuk perkembangan terhadap
konsep diri seseorang dan seberapa jauh seseorang tersebut merasa dirinya perlu
belajar agar lebih baik lagi.
Untuk itu penting diketahui
apakah perkembangan pribadi seseorang
sudah mencapai tingkat optimal atau kematangan. Hal ini dapat diketahui
dengan cara mengenal dirinya. Mengenal
diri sendiri berarti memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat,
yaitu menyadari kelebihan/keunggulan yang dimiliki maupun kekurangan/ kelemahan
yang ada pada diri sendiri. Dengan
mengenal diri sendiri secara tepat akan diketahui konsep diri yang tepat pula,
dengan berupaya mengembangkan yang positif dan mengatasi/ menghilangkan yang
negatif.
B.
Pelaksanaan
a.
Sasaran layanan :
Siswa kelas XI.1
b.
Waktu :
1 x 60 menit
c.
Topik /
Materi : Konsep diri siswa
d.
Bidang bimbingan :
Pribadi dan Sosial
e.
Fungsi layanan
: Pemahaman dan pengembangan
f.
Jenis layanan :
Bimbingan kelompok
g.
Indikator : 1. Proses
-
Mengidentifikasi
kelemehan diri siswa
-
Mengidentifikasi
bagaimana menerima kekurangan dan kelebihan yang dimiliki
2.
Hasil
-
Siswa
dapat memahami dan mengenali dirinya serta mampu mengembangkan kemampuannya.
-
Siswa
mampu mengembangkan kepribadian diri secara optimal.
h.
Metode : Diskusi,
tanya jawab, penugasan
i.
Alat dan perlengkapan :
Absen, white board, spidol, kertas lembar penugasan
j.
Penilaian : a. penilaian
proses
-
siswa aktif dalam diskusi
b.
Penilaian hasil
-
Siswa
dapat mengembangkan kemampuan setelah mengetahui konsep dirinya
k.
Lampiran
1.
Uraian
kegiatan (skenario) :
Uraian Kegiatan
|
Tahap – Tahap
|
Waktu
|
A. Pendahuluan
B. Inti Materi
C. Penutup
|
a. Berdo’a
b. Absensi
c. Mempersiapkan materi untuk ditayangkan di kelas.
d. Mempersiapkan lembar penugasan perseorangan.
e. Menyampaikan inti dari tujuan bimbingan
a. Guru BK menanyakan kepada beberapa orang siswa tentang pengertian pengenalan diri atau konsep
diri, mencatat secara ringkas di papan tulis secara berurutan pendapat siswa.
b. Guru merangkum pendapat dari beberapa siswa tersebut, kemudian menayangkan pengertian
pengenalan diri atau konsep diri.
c. Guru kemudian menjelaskan sambil bertanya jawab tentang tujuan
dan mengapa konsep diri diperlukan, bagaimana penbentukan dari pada konsep
diri itu sendiri serta
penerapan konsep diri dalam kegidupan sehari-hari.
d. Usai memberikan materi, guru memberikan tugas
kepada semua siswa untuk mengisi lembar penugasan
perorangan tentang deskripsi diri secara jujur (tidak perlu menuliskan
nama). Selanjutnya dibahas dalam
kelompok.
e. Guru membagi kelompok, tiap kelompok dengan
anggota 8-10 orang. Hasil pekerjaan individu dikumpulkan, selanjutnya diserahkan
kembali kepada masing-masing siswa
secara acak
f. Secara bergiliran peserta membacakan
lembar tugas tentang konsep diri.
g. Selanjutnya
peserta mendiskusikannya secara
kelompok , misalnya bagaimana kira-kira reaksi peserta lain
dalam kelompok ketika salah satu peserta mengemukakan kekuatan dan kelemahan
dirinya ?
a. Menyampaikan
rangkuman.
b. Mengakhiri
dengan mengucapkan salam kepada siswa.
|
10 menit
45 menit
15 menit
|
Makassar , 20 April 2012
Kepala Sekolah Konselor
St. Hasna B. S.Pd,M.Pd
Muhammad Hasratul
NIP. 19611231 1923456 1 131 NIM. 094 404 061
KONSEP DIRI
Pengertian
Menurut
John Robert Powers (1977), konsep diri
adalah ‘kesadaran dan pemahaman terhadap dirinya sendiri yang meliputi ;
siapa aku, apa kemampuanku, apa kekuranganku, apa kelebihanku, apa perananku,
dan apa keinginanku’. Konsep diri menjadi dasar perilaku hidup sehari-hari yang
disadari. Kesadaran dan pemahaman akan dirinya semakin mencerminkan prinsip
hidup dan kehidupannya.
Pentingnya Konsep Diri
Setiap orang
perlu mengetahui dan memahami dirinya serta mampu menumbuhkan dan mengembangkan
kemampuannya. Setelah seseorang mengetahui dirinya, maka terbentuklah sikap dan
perilaku dalam menentukan arah dan prinsip hidup yang diinginkan. Seseorang
yang mempunyai konsep diri, dapat menilai dirinya dalam menjalankan peranan
hidup berkeluarga atau dalam masyarakat tanpa merasa lebih atau kurang terhadap
kemampuan dan bersikap kepada orang lain. Perilaku seseorang dalam kehidupan
bermasyarakat merupakan faktor yang
menentukan, dengan demikian ‘konsep diri’ seseorang bukan suatu yang
langsung jadi, melainkan diperoleh dan dibentuk melalui pendidikan, pengalaman
serta pengaruh lingkungan.
Proses
Pembentukan Konsep Diri
ü
Ketika lahir seseorang belum memiliki konsep
diri, namun konsep diri mulai berkembang sejak lahir dengan melalui proses
penginderaan (sensation) dan perasaan
(feelings) yang datang dari dalam
diri atau dari lingkungan. Pengalaman dini terhadap rasa senang, sakit,
disenangi, atau ditolak membentuk konsep dasar bagi perkembangan konsep diri
dimasa yang akan datang.
ü
Pengetahuan, harapan, dan penilaian yang
membentuk konsep diri terutama hasil interaksi dengan orang lain. Orang tua
merupakan figur yang paling berperan dalam pembentukan konsep diri seseorang.
ü
Adapun teman sebaya merupakan figur kedua
setelah orangtua yang mempengaruhi terhadap konsep diri dan masyarakat yang
juga berperan dalam pembentukan konsep diri.
ü
Faktor
yang penting dalam pembentukan konsep diri adalah melalui belajar. Karena konsep diri merupakan produk belajar,
permasalahan yang timbul selama proses belajar dapat mengganggu perkembangan
konsep diri. Permasalahan umum yang
muncul yaitu, mendapat umpan balik yang tidak tepat dan umpan balik yang tidak
konsisten.
Konsep diri mencakup 3 aspek,
yaitu :
(1) pengetahuan, (2) harapan diri, (3) penilaian diri.
Pengetahuan :
Adalah apa yang kita ketahui
tentang diri kita, mencakup :
-
Identitas
formal
-
Kualitas
pribadi
-
Merupakan
perbandingan antara kita dengan orang lain
-
Ekspresi
verbalnya ‘saya adalah …………….. ‘
Harapan :
-
Merupakan
idealisme mengenai diri seseorang
-
Karakteristik
pribadi
-
Merupakan
tujuan dari proses pembentukan jati diri seseorang
-
Ekspresi
verbalnya ‘saya seharusnya dapat
menjadi …………’
Penilaian diri :
Merupakan
proses perbandingan atau pengukuran antara ‘saya
saat ini’ dengan harapan tentang ‘diri
saya yang akan datang ‘. Hasil
perbandingan ini menjadi gambaran atas penghargaan diri sendiri :
-
Semakin
besar perbedaan antara ‘saya saat ini’
dengan ‘saya seharusnya menjadi apa’,
berarti semakin rendah penghargaan terhadap dirinya.
-
Semakin
seseorang merasa dapat mencapai standar atau harapan-harapannya, ia akan merasa
nyaman dan menyukai dirinya, maka semakin tinggi penghargaan terhadap diri
sendiri.
Perubahan Konsep Diri dan Penerapannya Dalam Kehidupan
Sehari-hari
Perubahan
konsep diri :
Seperti telah diuraikan di atas, konsep diri merupakan
informasi tentang diri seseorang, dan lebih bersifat subyektif. Dalam konsep diri memuat perkiraan mengenai
apa yang akan terjadi dimasa mendatang, dan berusaha untuk bisa
mewujudkannya. Perkiraan tersebut
sebenarnya bisa negatif atau kurang tepat, dan seseorang dapat mengubahnya
sehingga menghasilkan konsep diri yang baru dan menyenangkan.
Tahapan untuk mengubah konsep diri sebagai berikut :
1. Tetapkan
perubahan yang akan dicapai
2. Dapatkan umpan balik dari orang lain
3.
Perbaiki
cara pandang terhadap diri sendiri
4. Perbaiki cara berbicara terhadap diri
sendiri
Penerapan konsep diri dalam kehidupan sehari-hari :
Dalam
bermasyarakat kita menghadapi berbagai sikap dan perilaku yang
berbeda-beda. Penerapan konsep diri
tergantung kepada dirinya sendiri, antara lain :
1) Dapat menyadari kelemahan dan
kekurangannya
2) Pandai mengendalikan diri
3) Tenggang rasa
4) Berusaha jujur terhadap diri sendiri serta
menyadari peranannya
Contoh :
a. Mengambil keputusan tanpa mempelajari dan
mempertimbangkan kenyataan yang sesungguhnya akan berakibat keputusan yang
diambil kurang tepat. Dengan kata lain
orang yang mempunyai konsep diri positif akan
mengambil keputusan tanpa emosional.
b. Orang yang mempunyai sifat ‘mau menang
sendiri’ (egois) tidak mau merubah diri untuk tidak egois. Orang tersebut tidak mampu merubah dirinya
atau merubah konsep dirinya yang negatif.
Jadi konsep
diri terbentuk melalui proses dimana seseorang telah dapat menemukan jati diri,
mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya.
Kemudian mampu menerima dirinya sebagai suatu kenyataan. Dengan kesadaran dan penerimaan ini seseorang
mampu memperbaiki kekurangan sehingga mempunyai konsep diri yang positif. Untuk mendukung konsep diri tersebut,
seseorang perlu memiliki sikap percaya diri. Sikap percaya diri merupakan sikap
seseorang yang memiliki keyakinan teguh akan tindakannya, mampu menyatakan
perasaan dan pendapatnya tanpa menyakiti perasaan diri sendiri dan perasaan
orang lain.
Seseorang
yang bersikap percaya diri mengakui dua hal, yaitu ; (1) dirinya mempunyai
hak dan perasaan, (2) orang lain juga mempunyai hak dan perasaan. Menyadari
kedua hal tersebut, seseorang tidak boleh menyakiti perasaan orang lain atau
melanggar hak orang lain. Sifat percaya
diri mudah dikatakan namun sulit dilaksanakan karena umumnya individu kurang
yakin pada dirinya masing-masing. Sikap
tersebut sudah berakar sehingga membutuhkan waktu dan tekad untuk
merubahnya. Kita harus berani
menyatakan perasaan dan pendapat sepanjang tidak menyakiti orang lain. Pendapat mungkin salah, namun lebih baik
dikemukakan untuk kemudian dibicarakan dan diperbaiki. Seseorang yang memiliki percaya diri : lebih baik bertindak meskipun kemungkinan
salah yang kemudian diselesaikan, daripada diam menerimanya dengan bersungut-sungut di belakang (ngomel).